Kamis, 26 Mei 2011

Cerpen//kacamata ajaib//Inden bestarri Benning

KACAMATA AJAIB

"Eh eh, pada tau kan sama yang namanya Melisa anak kelas X-B!!"
"Yang lemot & super males itu ya? Yang kalo lagi jam pelajaran itu bisanya cuman tidur aja kan?" tebak salah seorang siswi yang dari tadi asik dengan Hpnya.
"iya iya, tau gak sejak dia pake kacamata ajaib itu, dia jadi pinter & gak lemot lagi loh, nilai nilai UTS.nya minggu kmaren aja bagus banget, malah sampe masul 10besar lagi"
"ohh yaaa?? Kok bisaa??" sahut 3 remaja yang sedang asik bergosip ria tersebut secara berbarengan, salah satunya adalah siswi yang tadi sibuk mengotak-atik hp.nya.
"Iya, aneh banget kan, padahal dari pertama masuk sekolah dia belum pernah masuk 10 besar, malah nilai-nilai UAS semester kemaren aja banyak yang mesti di remid, tapi sekarang gara-gara dia pake tu kaca mata langsung ngedadak pinter deh" ujar siswi berambut panjang yang dari tadi heboh memulai gosip tentang temannya tersebut.
Ya, kini SMA Harapan Bangsa heboh dengan gosip seorang siswi yang memiliki "Kaca Mata Ajaib". Konon katanya kaca mata itu bisa membuat orang yang memakainya menjadi pintar. Pemilik kaca mata itu kini duduk di bangku kelas 1 SMA, Melisa Anggraeni, siswi yang terkenal dengan sikap malas dan hobi kesiangannya kini berubah 180 derajat. Ia yang dulu dijuluki "Miss. Loading" oleh teman-temannya karna kemampuan berfikir dan menghafalnya sangat buruk kini tiba-tiba bisa masuk peringkat 10 besar di sekolah semenjak berkaca mata.
Berita heboh itu berawal 1 minggu yang lalu ketika pengumuman hasil ujian tengah semester siswa kelas 1 SMA harapan bangsa dipampang di mading sekolah. Nama Melisa Anggraeni tiba-tiba saja terpampang pada urutan ke 8 dan berhasil menggeser beberapa siswa yang biasa bersaing menduduki peringkat tersebut. Cibiran serta tatapan sinis para siswa menghujani Melisa, banyak yang berfikir negative tentang keberhasilannya hingga tersebar rumor bahwa ada sihir atau semacam ilmu hitam dibalik kaca matanya tersebut.
Bagaimana tidak, semenjak berkacamata 3bulan yang lalu, sifatnya berubah drastis. Ia yang biasa datang kesiangan kini selalu datang tepat waktu, pekerjaannya dikelas yang biasa diisi dengan kegiatan tidur dibangku paling belakang kini berubah menjadi rajin memperhatikan pelajaran dan gesit dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Ketika salah seorang teman yang merasa heran dengan perubahan sifatnya tersebut bertanya, dengan enteng dia menjawab "Ini karna kacamata ajaib" sambil tersenyum misterius.
*****
Pagi ini kelas X-B diributkan dengan sebuah berita kehilangan. Melisa yang baru beres berganti pakaian sehabis pelajaran olah raga tiba-tiba panik karna kacamatanya hilang.
"Kamu yakin tadi kacamatanya disimpan d sini mel?" tanya ikhsan sang ketua kelas sambil mencoba kembali mengecek isi tas melisa
"ia aku yakin, tadi sebelum olah raga kacamatanya aku simpen di tas, tapi kok daritadi aku cari malah gak ada" jawabnya dengan nada panic
"wahh, kaca matanya kabur kali, jalan sendiri keluar dari tas, kan kacamatanya ajaib" celetuk salah seorang siswi dari bangku belakang. Melisa yang sedang merasa kesal langsung membalas perkataan temannya dengan lirikan tajam, membuat temannya bergidik ngeri.
"Ya udah lah, nanti kapan-kapan dicari lagi aja, sekarang kita ngerjain dulu tugas dari Pak Mardi, soalnya mesti dikumpulin lagi sekarang" ujar Reina yang menjabat sebagai seksi pendidikan dikelasnya secara tiba-tiba ketika mendengar teman-temannya sibuk mencari kaca mata tersebut.
"yahh, gak bisa gitu dong Rei, kalo kacamatanya gak ketemu aku gak bakal bisa ngerjain tugas!" tukas Melisa dengan sedikit emosi.
"waah, berarti bener ya kalo tu kacamata emang ada sihirnya, nih ya kalo emang kamu pinter beneran, tanpa kacamata itu juga pasti bakal tetep bisa ngerjain tugas-tugas sekolah dong!" ujar Reina sambil tersenyum licik dengan nada yang tak kalah tinggi.
Melisa yang mulai merasa geram dengan ucapan temannya tersebut serta tatapan sinis anak-anak lain akhirnya mengalah dan berlari keluar kelas. Ia mencoba menenangkan dirinya diluar kelas.
*****
Tiga hari berlalu semenjak kejadian hilangnya kaca mata ajaib itu terjadi, melisa kembali mendapat nilai-nilai yang buruk, konsentrasi belajar dikelasnya pun sangat turun drastis, banyak guru yang menegurnya karna perubahan sikap tersebut.
"Gimana Rei, udah kamu coba tu kacamata? Beneran bisi bikin kita ngedadak pinter gak?" bisik salah seorang siswi yang sedang duduk disudut kelas.
"ahh, apaan, gak ngaruh tuh, dari kemaren-kemaren aku coba tapi tetep aja gak ada efek apapun, kemaren pas ulangan fisika aku coba pake tu kacamata tapi tetep aja aku gak bisa ngerjain tu soal-soal" jawab orang yang dipanggil Rei tersebut.
"terus gimana dong? Apa kita balikin aja sama yang punyanya, lagian gak kebukti kan kalo tu kacamata punya kekuatan magic" bisik siswi lain yang berambut panjang sambil mencoba meneliti "Kacamata Ajaib" yang dimaksud.
"ahh, jangan gila kamu Ri, kalo tu kacamata kita balikin nanti dia jadi pinter lagi, emang kamu mau apa dia terus-terusan ngegeser kedudukan kita di peringkat 10besar". Jawab Reina yang langsung diamini oleh teman sebangkunya yang bernama Agnes.
"ia bener, biasanya kan Reina yang dapet peringkat 8 & aku yang di peringkat 9, tapi sekarang dia dengan seenaknya ngegeser posisi kita, ia gak Rei". Ujar Agnes sambil memandang ke arah Reina dan Riri secara bergantian.
Ketiga siswi itu kini sibuk memperhatikan kacamata yang sebenarnya terlihat biasa-biasa tersebut. Kacamata tebal dengan frame berwarna biru tua itu dipandangi secara bergantian oleh mereka, berharap menemukan sesuatu yang bisa menjawab keheranan mereka.
"aahh, apa mungkin ada cara khusus supaya magic yang ada dalam kacamata ini bisa bekerja & bener-bener berfungsi". Gumam agnes yang dari tadi mencoba berfikir keras memecahlan misteri kaca mata ajaib tersebut.
"Iya kali ya, ahh udah ahh, lama-lama liat tu kacamata jadi pusing banget tau, mata malah jadi perih nih & rasanya jadi mual banget deh". Jawab Riri yang tadi mencoba memakai kacamata tersebut.
Tiba-tiba bel berbunyi, menandakan bahwa jam istirahat telah berakhir, satu per satu teman-teman sekelas mereka mulai memasuki kelas. Ikhsan yang duduk berdekatan dengan bangku Reina & Agnes tiba-tiba menghampiri bangku mereka dan mengamati benda yang tergeletak diatas meja mereka berdua.
"Ehh, itu bukannya kacamata Melisa yang ilang 3hari yang lalu ya?". Ujar ikhsan dengan suara yang lumayan keras. Melisa yang merasa namanya disebut-sebut langsung melirik ke arah sumber suara dan mendekati mereka. Ia yang mendapati kacamatanya dipegang oleh Reina langsung menyambarnya dan kembali memakai kacamata tersebut sambil berkata "Iya bener, ini kacamata aku yang ilang, kok bisa sama kalian sih?". Ucap Melisa sambil menyernyitkan dahinya dan memandang curiga ke arah Agnes & Reina. Teman-teman sekelasnya yang merasa penasaran langsung berkumpul dan tanpa aba-aba langsung membentuk kerumunan kecil.
"Apaan, bukan kok, itu kacamata baru aku. Emang cuman kamu aja yang punya kacamata kayak gini. Nggak kan, coba tanya aja sama Riri & Agnes. Bener kan Ri, Nez?". Ucap Reina dengan sedikit gelagapan yang langsung diamini dengan anggukan dari kedua temannya.
"Nggak, ini beneran punya aku, jelas-jelas di frame sebelah kirinya ada ukiran huruf M yang berarti inisial nama aku". Jawan Melisa sambil menunjukan ukiran huruf tersebut.
Tiba-tiba kelas menjadi gaduh dengan perebutan kacamata tersebut. Selang beberapa menit kemudian datang sang wali kelas yang langsung berkaca pinggang melihat kelakuan anak didiknya. Seketika kelas langsung hening. Pak mardi yang merupakan wali kelas X-B tersebut langsung mendekati bangku Reina & Agnes.
"Ada apa ini?". Tanya Pak Mardi dengan suara bassnya yang khas.
"itu pak, kacamata aku yang ilang 3hari yang lalu ada sama mereka". Ujar Melisa sambil
menunjuk ke arah Reina, Agnes dan Riri.
"Bener begitu Rei?". Tanya Pak Mardi sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Emm, anu Pak, kita sebenernya cuman mau ngebuktiin sama yang lain kalo kacamata yang dipake Melisa itu bener-bener ada sihirnya Pak". Jawab Agnes sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Maksudnya??". Ujar Pak Mardi yang merasa bingung dengan ucapan anak didiknya.
"Iya pak, jadi melisa tu maen sihir pak, dia nempelin mantra-mantra dibalik kacamatanya supaya bisa ngedadak pinter!". Ucap Reina dengan wajah serius.
"Bener Pak, itu udah kebukti kok, liat aja Pak sekarang Melisa tanpa kacamatanya jadi balik lagi kayak dulu, lemot & bego juga males. Tadi pagi aja dia datang kesiangan lagi. Itu pasti gara-gara kacamata ajaibnya gak ada."
Murid-murud lain yang merasa heran langsung memasang tatapan penuh tanya pada Melisa. Sebaliknya yang ditatap malah cengar-cengir gak jelas. Merasa geli dengan tingkah teman-temannya.
"Bener begitu Melisa? Apa bener kacamatanya ditempelin sihir?" ujar pak mardi sambil menatap melisa. Yang ditanya masih saja memasang senyum geli.
"Ahh, udah deh ngaku aja, dulu juga aku pernah nanya kok sama dia dan dia langsung jawab kalo dia ngedadak pinter gara-gara kacamata ajaib itu!" ujar Agnes sambil tersenyum licik namun dibalas dengan tatapan sangar sang wali kelas.
"Yang bapak tanya Melisa, bukan kamu Agnes." ucap pak mardi sambil melotot sadis. Yang dipelototi mencoba memasang senyum ngeri.
Kini Melisa mulai angkat bicara.
"Gini pak, sebenernya mata saya ini rabun & udah parah banget. Dulu saya sering dapet nilai jelek & susah konsentrasi pas belajar soalnya pandangan mata saya gak jelas, mana saya duduk dibelakang lagi. Terus kalo dirumah juga jadi males baca & belajar, soalnya bawaannya pusing terus karna rabunnya emang parah banget. Saya juga jadi sering kesiangan karna tiap bangun pagi pandangan mata saya kabur banget & itu bikin saya ngelakuin banyak kecerobohan. Tapi itu semua langsung teratasi waktu saya ikutin kata dokter yang nyuruh saya pake kacamata ini" ujar Melisa panjang lebar.
"lohh, kok bisa??" ujar teman-teman sekelasnya secara kompak.
"hhehe, ya bisa lah, gara-gara pake kacamata yang bisa nanganin mata saya yang minus ini, sekarang pandangan mata saya jadi gak kabur lagi. Saya jadi lebih fokus merhatiin pelajaran dikelas, saya juga jadi semangat belajar & baca buku dirumah plus ngerjain PR karna udah gak pusing lagi tiap liat buku pelajaran. Alhasil nilai-nilai saya juga jadi bagus! Makanya saya sebut ini Kacamata Ajaib, soalnya bener-bener bantu penglihatan saya. Begituu!!" jawab Melisa sambil tersenyum bahagia.
"oohh, ," jawab teman-teman lain secara bersamaan. Sementara Reina, Agnes & Rir yang merasa malu karna berfikir negative tentang "Kacamata Ajaib" itu hanya tersenyum tipis sambil menggaruk-garuk telapak tangannya.
Pak Mardi yang mengerti tentang inti permasalahannya mulai tersenyum dan menberiakn amanat pada anak didiknya agar tidak berfikir negative tentang keberhasilan seseorang dan berharap kejadian konyol tersebut tidak terulang. Melisa yang merasa geli dengan tingkah laku teman-temannya hanya tersenyum dan kembali ke bangkunya sambil mencoba membersihkan
"Kacamata Ajaibnya".
"Bener-bener kacamata ajaib" ujar Melisa dalam hati.

0 komentar:

Posting Komentar