Rabu, 08 Februari 2012

Tak Pernah Lelah Tuk Menanti (Since 23 Juli 2005)

Aku mengenalnya sejak ia masih terbalut seragam putih-biru. Akupun mulai menyukainya sejak pertama kali aku melihatnya. Tak butuh waktu yang lama untuk sekedar menyukainya. Tatapan matanya yang berbinar dan penuh semangat buatku terpaku dengan segala pesona yang ada pada dirinya. Senyumnya yang manis dan khas slalu buatku merasa nyaman meski hanya ku nikmati dalam jarak pandang yang berjauhan. Tutur kata dan gaya bahasanya yang terdengar begitu bijaksana slalu memenuhi ruang dalam setiap fikiranku.
Senyumannya, ,
Tingkah lakunya, ,
Kepribadianya, ,
Gaya berjalannya, ,
Kata-katanya, ,
Kecerdasanya, ,
Jiwa kepemimpinanya, ,
Semua tentangnya masih saja melekat begitu erat dalam benakku. Lebih dari 6 tahun aku menunggu hatinya meski mungkin ia tak pernah tahu tentang penantian panjangku ini, meski memang ia yang tak pernah sekalipun memintaku untuk menunggunya, meski seringkali kehadiranku tak berarti apapun untuknya, dan meski seberapa jauhnya jarak yang ada diantara kami, entah mengapa aku tak pernah merasa lelah dengan semua penantian itu, tak pernah sekalipunmerasa bosan ataupun menyesal dan takut segala penantian ini hanya akan menjadi suatu hal yang sia-sia. Jauh dari kata penyesalan akan sebuah penantian yang kosong ini malah buatku benar-benar menikmati setiap detik waktu yang terlewati dalam sebuah penantian panjang tersebut.
Seringkali kudapati orang lain tersenyum miris ketika mengetahui penantian panjangku ini tak ada artinya bagia ia yang dinanti, seringkali air mata ini jatuh tak tertahan ketika rasa rindu mulai merajai hati hingga kuras berjuta emosi dalam diri dan seringkali kuterima segala cemoohan atas penatianku yang terkesan konyol bagi orang lain, namun sekali lagi entah mengapa aku tak bergeming dalam penantianku, aku tetap saja berdiri tegak menanti angin kebahagiaan dari sebuah penantian itu berhembus menyapaku.
Tak jarang kucoba kumpulkan keberanian tuk ungkapkan sgala asa yang ada dalam diri agar ia mau tuk sekedar mengerti dan pahami apa alasan dari penantian panjangku ini untuknya, namun ketika logika ku mencoba untuk merangkai setiap kata yang ada hatiku malah berbisik tuk segera hentikan tindakan yang terkesan konyol tersebut. Entah mengapa hatiku slalu saja meras jika penantian ini benar-benar tak pantas dan layak untuk diketahuinya. Aneh?? Entahlah karna hingga detik inipun aku masih tak bisa mengerti dengan hatiku sendiri.
Takkan ku pungkiri bahwa aku memang slalu berharap ia menjadi jodohku pada akhirnya. Namun tak dapat ku ingkari pula bahwa mungkin aku memang tak sedikitpun memiliki kualifikasi untuk sekedar kata “PANTAS” atas hatinya. Dan pada akhirnya aku hanya bisa berdoa pada sang pemilik hati setiap insan dimuka bumi ini agar jika pada kenyataannya ia memang buka jodohku maka kuatkan lah aku, jauhkan sgala rasa penyesalan atas ribuan hari yang tlah dipenuhi dengan jutaan penantian dan slalu yakinkan aku bahwasanya tulang rusuk itu takkan pernah tertukar. Karna pada akhirnya pemilik tulang rusuk tersebut pasti akan datang pada setiap insan yang dikehendaki-Nya....


Miss u my first love, my true love and my endless love. .
HMS :D 23 Juli 2005

0 komentar:

Posting Komentar